LOCAL
FOOD
1.
Kue Cucur
Kue Cucur atau Cucur (dalam bahasa
Indonesia) atau kuih cucur (dalam bahasa Melayu), dan disebut khanom fak bua (ขนมฝักบัว)
atau khanom jujun (ขนมจู้จุน or จูจุ่น) dalam bahasa Thailand, adalah kudapan tradisional di
kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Malaysia dan Thailand Selatan . Di
Indonesia, kue cucur dapat ditemukan di seluruh pasar tradisional; akan tetapi,
versi popularnya, adalah versi Betawi dari Jakarta. Di Thailand Selatan, kue
cucur sering dihidangkan di festival dan upacara pernikahan. Sementara, di Malaysia,
istilah cucur lebih ditujukan untuk jenis kudapan goreng. Di Brunei dan Borneo
Malaysia (Sabah dan Sarawak), kue cucur disebut sebagai Pinjaram.
Makanan pencuci mulut ini terbuat dari tepung beras
dan gula aren yang digoreng. Kue cucur bersifat tebal menggembung seperti
gunung di bagian tengah dan tipis di pinggirannya. Masyarakat Thailand percya
bahwa kue ini mirip dengan bunga lotus yang dapat tumbuh di kondisi yang sulit.
Melanmbangkan cinta dari pasangan yang baru menikah yang akan semakin bertambah
dan sukses dalam kehidupan pernikahan. Masyarakat Thailand suka menampilkan kue
ini di upacara pernikahan atau menguntungkan, atau di festival apa pun.
Terkadang, kue ini juga diberikan sebagai hadiah. Dalam konsumsinya, masyarakat
Thailand biasanya memakan kue ini langsung setelah digoreng karena kue ini
masih lembut dan berwarna-warni, dan wangi. Jika dibiarkan selama satu jam, kue
ini akan lengket, membantet, dan sangat berminyak. Di Indonesia, khususnya
Jakarta, makanan ini termasuk makanan adat artinya pada upacara-upacara adat
budaya Betawi, cucur wajib dihidangkan
2. Mie Aceh
MIE GORENG ACEH
Mie Aceh merupakan salah satu makanan khas di
Indonesia tepatnya dari kota Aceh. Mie Aceh yang satu ini merupakan sebuah
jenis makanan mie pedas khas daerah Istimewa Aceh, Indonesia. Mie yang berwarna
kuning dengan teksturnya yang tebal serta ditambah dengan irisan daging sapi,
daging kambing ataupun makanan laut yang lainnya (udang dan cumi) dapat
disajikan dengan sup kari yang kental, gurih dan pedas.
Mie Aceh terdiri dari dua jenis, yaitu Mie Aceh Goreng
(digoreng dan kering) dan Mie Aceh Kuah (sup). Selain itu Mie Aceh juga
ditaburi dengan bawang goring dan disajikan bersama emping, potongan bawang
merah, mentimun serta jeruk nipis.
Apabila dilihat dari sisi sejarahnya, jenis kuliner
ini tidak terlepas dari budaya local masyarakat Aceh serta pengaruh budaya
asing yang masuk ke dalam wilayah Aceh pada masa lampau. Sup yang berbasis kuah
kari yang cukup kental ini merupakan suatu pengaruh dari masakan India,
sementara mie meupakan pengaruh dari China. Penyajiannya yang ditambahkan
potongan daging kambing atau sapi juga dapat menunjukkan bahwa nilai-nilai
Islam di Aceh sangatlah kuat. Mereka membutuhkan bahan-bahan makanan yang halal
khususnya daging. Penambahan Seafood yang disaji dalam Mie Aceh dikarenakan
letak geografis Aceh sendiri yang dikelilingi oleh Selat Malaka, Laut Andaman
dan Samudera Hindia, selain itu juga dilihat dari kehidupan mayoritas
masyarakat Aceh yang merupakan petani, pedagang maupun nelayan. Kini, Anda
dapat mudah menemukan kuliner khas daerah istimewa Aceh ini dikarenakan kuliner
sudah tersebar di seluruh penjuru kota di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar